Kolaborasi KUA Cepiring dan Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Dalam Kegiatan Penyuluhan : Mengupas Konsep Wanita Sholehah Menurut Syekh Hatim Al-asham
Kendal, 24 September 2024 – Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya kaum perempuan, tentang pentingnya peran wanita dalam Islam, KUA Cepiring bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kendal menyelenggarakan kegiatan penyuluhan yang bertema “Wanita Sholehah Menurut Syekh Hatim Al-Asham”. Acara ini berlangsung di Mushola Al-Ikhlas dengan dihadiri oleh para anggota majlis taklim ibu-ibu dari lingkungan sekitar. Penyuluhan ini menjadi salah satu agenda penting dalam program KUA Cepiring untuk memperkaya wawasan keagamaan kaum perempuan mengenai peran strategis wanita sholehah dalam keluarga dan masyarakat. Pada kesempatan ini, ceramah disampaikan oleh seorang mahasiswa magang dari UIN Walisongo Semarang yang bertugas di Kemenag Kendal. Ia menjelaskan lima karakter utama yang menjadi pondasi penting bagi seorang wanita untuk bisa mencapai derajat wanita sholehah, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Hatim Al-Asham, seorang ulama besar dalam sejarah Islam.
Pemateri memulai penjelasannya dengan menyampaikan pentingnya rasa takut kepada Allah SWT sebagai karakter pertama yang harus dimiliki oleh wanita sholehah. Wanita sholehah harus senantiasa takut kepada Allah dan menjaga kewajiban agama, seperti shalat lima waktu, zakat, puasa Ramadhan, serta memperbanyak amalan sunnah. Kedua, memiliki sifat qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang Allah berikan, tidak tamak terhadap dunia, dan selalu bersyukur dalam kondisi apapun. Ketiga, wanita sholehah bersifat dermawan dan suka bersedekah, terutama ketika memiliki harta lebih dari kebutuhannya. Keempat, berkhidmat kepada suaminya dengan tulus, melayani dan menyenangkan hati suami selama sesuai dengan syariat Islam. Kelima, wanita sholehah selalu mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan memperbanyak amal kebajikan untuk bekal di akhirat.
Para peserta yang terdiri dari anggota majlis taklim ibu-ibu tampak sangat antusias mengikuti jalannya penyuluhan. Mereka mendengarkan dengan penuh perhatian setiap poin yang disampaikan oleh pemateri. Beberapa peserta bahkan mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana cara mereka dapat lebih baik dalam menjalankan peran sebagai wanita sholehah, terutama di tengah tantangan hidup modern. Salah satu peserta mengatakan, “Penjelasan ini sangat menyentuh hati kami. Terkadang kami lupa akan hal-hal kecil yang bisa membawa kami lebih dekat dengan Allah. Penyuluhan ini mengingatkan kami untuk lebih berusaha menjadi wanita sholehah, baik dalam keluarga maupun di masyarakat.”
Di akhir acara, pemateri menutup ceramahnya dengan menyampaikan ajakan kepada para ibu-ibu majlis taklim untuk selalu berusaha memenuhi lima karakter wanita sholehah tersebut dengan sungguh-sungguh. “Tidak mudah untuk menjadi wanita sholehah, namun dengan niat yang ikhlas dan usaha yang terus-menerus, insya Allah kita bisa mencapainya,” tutup pemateri dengan penuh semangat.
Penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi para peserta, khususnya dalam memahami peran mereka sebagai wanita sholehah di mata Islam. Acara ini juga diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi kaum perempuan untuk terus meningkatkan kualitas diri dalam menjalankan tugasnya sebagai istri, ibu, dan anggota masyarakat yang berkontribusi positif.
Melalui penyuluhan seperti ini, diharapkan wanita-wanita di lingkungan majlis taklim dapat meneladani sifat-sifat wanita sholehah yang dicontohkan oleh Syekh Hatim Al-Asham, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga penyuluhan ini memberikan dampak yang baik bagi peningkatan spiritualitas dan moral para peserta serta membentuk generasi wanita yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT.