PKBI Kota Semarang Mengadakan Bincang Asyik Bersama Mahasiswa Magang dengan Mengundang PL (Pendamping Lapangan)

Semarang, 25 September 2024 – Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kota Semarang sukses menggelar pertemuan inspiratif bersama mahasiswa magang dari UIN Walisongo Semarang. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu sore ini, menghadirkan pendamping lapangan (PL) yang juga merupakan bagian dari komunitas LSL (Lelaki Seks dengan Lelaki) untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan seputar kesehatan reproduksi.

Dalam bincang asyik yang berlangsung selama dua jam, mahasiswa magang diajak untuk menggali lebih dalam mengenai isu-isu terkini seputar kesehatan reproduksi, khususnya yang berkaitan dengan kelompok rentan seperti komunitas LSL. PL yang hadir pada kesempatan ini adalah Mas T. Mas T sudah bekerja menjadi PL selama 8 tahun, yaitu mulai tahun 2016 dan masih aktif hingga sekarang. Pada kesempatan kali ini, Mas T dengan sukarela membagikan kisah nyatanya, mulai dari pengalaman pribadi hingga tantangan yang dihadapi dalam mengakses layanan kesehatan dan melakukan layanan penjangkauan terhadap komunitas TG (Trans Gender) dan LSL.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswa magang, Dari sini kita jadi tahu banyak informasi yang gak kita dapatkan di dunia pendidikan. Misal ya, kita jadi tahu oh ternyata LSL itu jijik (berhubungan seksual) dengan TG, kemudian TG akan marah ketika mereka dipanggil Mas, atau sapaan lain yang digunakan untuk laki-laki. Kita jadi lebih memahami dunia dilapangan ternyata sangat berbeda dengan apa yang disajikan di perkuliahan” ujar Itak, salah satu peserta bincang asyik. Pendapatnya ini sesuai dengan yang ungkapkan Mas T dalam bincang asyik, “LSL Ketika bertemu TG sudah bestie, mereka sudah sefrekuensi, mereka gak akan saling cemburu. Nah malah kalau masalah bercinta LSL malah akan jijik ketika bercinta dengan TG. Pelanggannya TG malah berasal dari laki-laki normal, yang bener-bener laki-laki yang ga pernah berhubungan dengan LSL”.

Salah satu topik yang menjadi sorotan dalam diskusi adalah pentingnya menciptakan ruang yang aman dan inklusif bagi semua orang untuk mengakses layanan kesehatan reproduksi. Para peserta juga diajak untuk memahami pentingnya peran seorang pendamping dalam memberikan dukungan emosional dan informasi yang akurat kepada klien.

Selain sesi diskusi, peserta juga berkesempatan untuk bertanya jawab dengan Mas T. Hal ini semakin memperkaya pengetahuan dan wawasan mereka mengenai isu-isu yang sedang dibahas. Kegiatan bincang asyik ini merupakan salah satu bentuk komitmen PKBI Kota Semarang dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan reproduksi di masyarakat. Dengan melibatkan generasi muda, PKBI berharap dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat dan sejahtera bagi semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *