Pengalaman Klinis dan Spiritual H. Muntoha Warnai Penutupan Perkuliahan Keperawatan Rohani

Semarang — Perkuliahan terakhir mata kuliah Dasar-Dasar Keperawatan Rohani Islam pada Rabu, 10 Desember 2025, menghadirkan sesi reflektif yang sarat wawasan mendalam. Kegiatan yang berlangsung di Laboratorium Dakwah ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) Angkatan 2024 untuk memahami praktik keperawatan rohani secara nyata. Pada kesempatan tersebut, H. Muntoha, S.Ag., M.M. tampil sebagai narasumber utama yang membagikan pengalaman penyembuhannya. Kehadiran beliau memberikan sudut pandang otentik mengenai integrasi spiritualitas dalam proses pemulihan.

Melalui pemaparannya, Muntoha menjelaskan perjalanan panjang menghadapi penyakit yang mengguncang kesehatan fisik dan mentalnya. Beliau menempuh berbagai ikhtiar mulai dari pengobatan medis, nonmedis, hingga pendekatan spiritual yang dijalankan dengan penuh kesungguhan. Kisah tersebut menegaskan bahwa proses penyembuhan tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan batin yang matang. Pendekatan komprehensif ini sekaligus menjadi landasan refleksi bagi mahasiswa untuk memahami dinamika pemulihan.

Muntoha menggarisbawahi bahwa kesembuhan yang ia raih bertumpu pada tiga fondasi utama. Pertama, keteguhan spiritual dan keyakinan kepada Allah yang menurutnya mampu menjaga stabilitas mental selama masa pemulihan. Kedua, afirmasi positif yang konsisten, yang ia gunakan untuk membentuk pola pikir konstruktif dalam menghadapi tekanan penyakit. Ketiga, perubahan pola hidup sehat melalui pengaturan makan, pengelolaan stres, dan kedisiplinan menjaga tubuh.

Ketiga fondasi tersebut kemudian ia susun secara sistematis dalam konsep Spiritual Neuro Programming (SNP). Konsep ini merupakan pendekatan penguatan pikiran dan spiritualitas yang dirancang untuk membantu individu mengarahkan energi mentalnya menuju pemulihan optimal. SNP juga menekankan hubungan erat antara keyakinan, sugesti diri, dan gaya hidup sehat sebagai elemen pemicu kesembuhan. Penjelasan ini memberikan kerangka praktis bagi mahasiswa untuk memahami penerapan keperawatan rohani secara aplikatif.

Mahasiswa memanfaatkan sesi ini sebagai ruang belajar langsung mengenai praktik pendampingan rohani dalam konteks kesehatan. Pengalaman yang dibagikan narasumber memberikan gambaran konkret tentang bagaimana seorang pendamping rohani berinteraksi dengan individu yang mengalami situasi kritis. Perspektif ini memperkaya pemahaman mahasiswa yang selama ini terbentuk melalui teori kelas. Dengan demikian, sesi tersebut menjadi proses pembelajaran komprehensif yang menggabungkan pengalaman empiris dan landasan akademis.

Perkuliahan yang selama satu semester diampu oleh Dr. Ema Hidayanti, S.Sos.I., M.S.I., mencapai penutupannya melalui kegiatan reflektif ini. Sesi bersama Muntoha dianggap memperkuat pemahaman mahasiswa tentang keperawatan rohani Islam sebagai pendekatan holistik yang menyatukan aspek spiritual, mental, dan perilaku hidup sehat. Kegiatan tersebut juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menilai relevansi praktik keperawatan rohani dengan kebutuhan masyarakat kontemporer. Dengan berakhirnya perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan yang lebih matang dalam menerapkan konsep keperawatan rohani secara empatik dan profesional.

::::::::::::::::::::::::::::::
BPI It’s Amazing
BPI Berkarya Nyata
::::::::::::::::::::::::::::::

Official Social Media
IG : @bpiwalisongo
FB : Bpi Walisongo
Youtube : HMJ BPI UIN Walisongo
Website : hmj bpi uin walisongo
Email : [email protected]
Tik Tok : @hmjbpiuinwalisongo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *