Mahasiswa UIN Walisongo Laksanakan PPP Mandiri di Dinsos Kab. Pekalongan: Berkontribusi dalam Layanan Dasar Psikososial Pasca Bencana di Desa Kasimpar, Petungkriyono
Pekalongan, 15 Oktober 2025 – Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang sedang menjalani Program Praktik Profesi (PPP) Mandiri di Dinas Sosial Kabupaten Pekalongan turut berperan aktif dalam kegiatan Bimbingan Sosial Anak dan Keluarga Tahap 3 dengan mengangkat tema “Layanan Dasar Psikososial Pasca Bencana”. Kegiatan ini berlangsung di SDN Kasimpar, Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Pekalongan ini menghadirkan suasana yang hangat dan penuh semangat. Sebanyak 32 peserta yang terdiri dari anak-anak dan orang tua mereka terlibat aktif dalam sesi Temu Penguatan Kapasitas Anak dan Keluarga. Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya strategis dalam memberikan intervensi psikososial bagi penyintas bencana, dengan pendekatan berbasis keluarga dan komunitas.
Mahasiswa UIN Walisongo yang terlibat secara langsung berperan dalam membantu perencanaan, pelaksanaan, hingga pendampingan teknis kegiatan, terutama pada aspek implementasi konseling krisis dan penguatan psikososial. Keterlibatan mereka sekaligus menjadi wujud nyata sinergi antara akademisi dan pemerintah daerah dalam merespons isu-isu kemanusiaan dan sosial.
Dalam sambutannya, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, menyampaikan pentingnya peran keluarga sebagai sistem pendukung utama dalam pemulihan psikologis anak pasca bencana. “Keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam membentuk ketahanan psikososial anak. Melalui kegiatan ini, kami berharap muncul kesadaran kolektif akan pentingnya pola asuh yang responsif dan penuh kasih dalam situasi krisis,” ujarnya.
Materi utama disampaikan oleh Bapak Harap Cendekiawan, S.Psi., Psikolog, yang menekankan urgensi kehadiran orang tua sebagai figur pelindung, pendamping, sekaligus teladan bagi anak. Ia juga membekali peserta dengan keterampilan praktis dalam mengenali perubahan emosi, perilaku, hingga kebutuhan psikologis anak setelah mengalami peristiwa traumatis.
Salah satu sesi yang paling mengharukan adalah kegiatan reflektif antara anak dan orang tua, di mana mereka saling menyampaikan harapan, rasa terima kasih, dan permintaan maaf. Momentum ini menciptakan kedekatan emosional yang kuat, serta menjadi bagian penting dari proses healing kolektif dalam pendekatan konseling krisis.
Kegiatan ditutup dengan serangkaian fun games edukatif yang dipandu oleh tim Primer Facilitator. Permainan ini tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kolaborasi, empati, dan saling menghargai dalam keluarga.Melalui kegiatan ini, mahasiswa UIN Walisongo tidak hanya belajar secara praktik tentang penanganan psikososial pasca bencana, tetapi juga berkontribusi langsung dalam memperkuat ketahanan komunitas. Pendekatan konseling krisis yang mereka implementasikan menjadi bagian penting dari proses pemulihan, sekaligus refleksi bahwa keluarga yang kuat adalah fondasi utama bagi terbentuknya generasi yang tangguh dan resilien.